Kamis, 29 Mei 2014

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas


1.      Rasio Likuiditas
-          Current Ratio
Current ratio PT Indofood pada tahun 2010 sebesar 2,03 dan 2011 sebesar 1,9. Hal tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: artinya, pada tahun 2010 setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 2,03 aktiva lancar dan pada tahun 2011 setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 1,9 aktiva lancar. Rasio lancar untuk perusahaan industri yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya. PT Indofood memiliki rasio lancer yang termasuk normal. Rasio lancar yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.

-          Quick Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi keajiban-kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan. Hal ini karena persediaan memerlukan waktu yang cukup lama untuk direalisir menjadi uang kas. Rata-rata industri yang normal yaitu sebesar 1,10. PT Indofood quick rationya sebesar 1,37 pada tahun 2010 dan 1,46 pada tahun 2011. Angka diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut; pada tahun 2010 setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 1,37 aktiva lancar diluar persediaan, sedangkan pada tahun 2011 setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 1,46 aktiva lancar diluar persediaan. Berarti likuiditas perusahaan Indofood melebihi rata-rata industri. Angka yang terlalu tinggi menunjukkan indikasi kelebihan aktiva lancar, sedangkan angka yang terlalu rendah menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi.

2.      Rasio Aktivitas
-          Perputaran Piutang
Dari hasil perhitungan tersebut pada tahun 2010 perputaran piutang sebesar 17,09 dan pada tahun 2011 sebesar 17,54, artinya piutang berputar 17,09 kali hampir sama dengan tahun 2011 yaitu 17,54 kali dalam setahun. Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut, perusahaan bisa membandingkan dengan rata-rata industri atau dengan kebijakan di perusahaan. Rata-rata industri yaitu 10,50. Angka rata-rata piutang yang terlalu rendah bisa jadi mengindikasikan kebijakan piutang terlalu ketat dan hal ini bisa menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa dimanfaatkan. Namun, bila terlalu tinggi juga menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang yang lebih tinggi.

-          Perputaran Persediaan
Pada tahun 2010 perputaran persediaan sebesar 3,96 dan pada tahun 2011 yaitu sebesar 5,8. Dalam tahun 2010 persediaan berputar 3,96 kali dan pada tahun 2011 lebih besar yaitu 5,8 kali. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan. Sebaliknya, perputaran yang rendah mengindikasikan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.

-          Perputaran Aset
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bahwa manajemen harus mengevalusi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya. Rata-rata industri untuk rasio ini yaitu sebesar 1,15. Sedangkan untuk PT Indofood hanya sebesar 0,81 dan 0,84. Artinya penggunaan total aktiva perusahaan masih kurang optimal.

3.      Rasio Solvabilitas
-          Rasio Total Hutang terhadap Total Aset (Debt to Asset Ratio)
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham dengan cepat, dan begitupun sebaliknya. PT Indofood  pada tahun 2010 menggunakan dana dari kreditur 47% dari total dananya dan pada tahun 2011 sebesar 41%, yang berarti tidak begitu besar. Rata-rata rasio industri yang normal adalah 45%. Rasio ini menginterpretasikan pada tahun 2010 setiap Rp. 0,47 hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan.

-          Rasio Debt to Equity Ratio
Rasio ini menunjukkan komposisi ekuitas yang bersumber dari hutang. Dari perhitungan yang kami lakukan diketahui bahwa pada tahun 2010 modal yang di dapan dari hutang sebesar 40% sedangkan pada 2011 mengalami kenaikan sebesar 70%.  Hal ini mengintrepretasikan pada tahun 2011 setiap 0,7 hutang perusahaan dijamin oleh p. 1 aset perusahaan.

4.      Rasio Profitabilitas
-          Net Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Rata-rata industri yang normal adalah 3,92%. Sedangkan indofood berada pada angka 7,6% dan 6,7%  yang artinya lebih tinggi dari rata-rata industri.

-          Return On Asset
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti manajemen berjalan dengan efisien.

 Return On Equity
Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Dalam perhitungan REO menunjukkan REO tahun 2010 sebesar 0,11 dan pada tahun 2011 sebesar 0,097 hal ini berarti perusahaan tidak mengurangi hutang untuk ekuitas. Karena dengan rasio yang semakin berkurang berarti perusahaan memperkecil hutang untuk ekuitas sehingga perusahaan lebih efisien.

4 komentar: