Selasa, 22 April 2014

Nama                  : Lilik Choirotul Mafula
NIM                   : 115020200111111
MATKUL           : MAN. KEU INTERNASIONAL

1.    Matrik Kurs Mata Uang

RP
CNY
JPY
AUD
USD
EUR
GBP
RP
           1,00
 1/1.816
 1/109,14
 1/10.095
 1/11.343
 1/15.662
 1/18.793
CNY
    1.816,00
       1,00
     16,08
       0,17
       0,16
       0,11
       0,09
JPY
       109,14
 1/16,08
       1,00
       0,01
       0,10
       0,01
 1/166,37
AUD
  10.095,00
       5,30
     89,37
       1,00
       0,88
       0,63
       0,53
USD
  11.343,00
       5,95
   100,42
       1,09
       1,00
       0,71
       0,59
EUR
  15.662,00
       8,22
   138,65
       1,51
       1,36
       1,00
 1/1,17
GBP
  18.793,00
       9,86
   166,37
       1,81
       1,63
       1,17
       1,00
Keterangan :
RP       : Rupiah
CNY   : China Yuan
JPY     : Japanese Yen
AUD   : Australian Dollar
USD    : United States Dollar
EUR    : EURO Spot Rate
GBP    : British Pound
Berikut adalah perhitungan rupiah jika di kurskan pada beberapa mata uang asing:
1
RP
CNY
JPY
AUD
USD
EUR
GBP
RP

       10.000.000,00
      5.506,61
       88.546,26
           885,46
             779,21
           553,24
         472,85
         8.886.310,28



2
RP
 GBP
 EUR
 USD
 AUD
 JPY
 CNY
 RP

10.000.000,00
  532,11
     622,57
      846,70
       922,90
82.479,67
    5.129,33
 9.314.868,15
3
RP
 CNY
 GBP
 JPY
 EUR
 AUD
 USD
 RP

       10.000.000,00
      5.506,61
            495,59
      82.452,09
             824,52
        1.245,03
      1.095,62
       12.427.656,29



4
RP
 USD
 AUD
 EUR
 JPY
 GBP
 CNY
 RP

       10.000.000,00
         881,60
            960,95
           605,40
        83.938,07
           504,53
      4.974,63
         9.033.930,22



5
RP
 AUD
 USD
 JPY
 EUR
 CNY
 GBP
 RP

       10.000.000,00
         990,59
            871,72
      87.537,99
             875,38
        7.195,62
         647,61
       12.170.460,37



6
RP
GBP
CNY
EUR
JPY
USD
AUD
RP

       10.000.000,00
         532,11
         5.912,37
           719,27
        71.926,60
           716,26
         813,93
         8.216.616,05



7
RP
 JPY
 CNY
 USD
 AUD
 GBP
 EUR
 RP

       10.000.000,00
91625,44
5698,10
           911,70
993,7485014
           526,69
616,223446
         9.651.291,61

Dari  tabel diatas dapat dilihat bahwa pertukaran nilai mata uang yang paling menguntungkan adalah model nomor 2, awalnya 10.000.000,00  rupiah, setelah melewati beberapa pertaukaran kurs mata uang RP – CNY – GBP – JPY – EUR – AUD – USD – RP sehingga menghasilkan jumlah yang berbeda yakni Rp. 12.427.656,29.,   kemudian disusul oleh model yang 5 (Rp. 12.170.460,37). Namun untuk model-model selanjutnya mengalami kerugian seperti berikut : nomor 7 (Rp. 9.651.291,61), nomor 2 (Rp. 9.314.291,61), nomor 4 (Rp. 9.003.930,22), nomor 1 (Rp. 886.310,28) dan terakhir no 6 (Rp. 8.216.616,05).

2.    Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2012 Semester I – IV
1.    Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2013 tercatat surplus sebesar US$4,4 miliar, setelah selama tiga triwulan terakhir mengalami defisit. Perbaikan NPI triwulan IV-2013 ditopang defisit transaksi berjalan yang menurun cukup tajam menjadi US$4,0 miliar atau 1,98% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini jauh lebih rendah dari defisit triwulan sebelumnya yang sebesar US$8,5 miliar (3,85% PDB) maupun perkiraan awal Bank Indonesia (BI). Surplus NPI triwulan IV-2013 juga ditopang oleh peningkatan surplus transaksi modal dan finansial yang mencapai US$9,2 miliar, lebih besar dari surplus pada triwulan sebelumnya sebesar US$5,6 miliar. Surplus NPI triwulan IV-2013 pada gilirannya mendorong kenaikan cadangan devisa dari US$95,7 miliar pada triwulan III-2013 menjadi US$99,4 miliar pada Desember 2013, atau setara 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Bank Indonesia menilai NPI triwulan IV-2013 yang kembali tercatat surplus tidak terlepas dari kontribusi positif bauran kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan Pemerintah dalam menurunkan defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan sektor eksternal.
2.    Penurunan defisit transaksi berjalan terutama didukung oleh naiknya surplus neraca perdagangan barang, yang bersumber dari bertambahnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menyempitnya defisit neraca perdagangan migas. Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat karena ekspor nonmigas kembali tumbuh positif (3,8%, yoy) didukung kenaikan ekspor manufaktur sejalan meningkatnya permintaan dari AS dan Jepang, nilai tukar rupiah yang cukup kompetitif, dan koreksi harga komoditas yang semakin terbatas, di samping didorong pula oleh peningkatan ekspor sumber daya alam terkait dengan antisipasi pemberlakuan Undang Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Sementara itu, pertumbuhan impor nonmigas mencatat kontraksi 6,6% (yoy) sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Di sisi neraca perdagangan migas, berkurangnya defisit dipengaruhi turunnya impor migas di saat ekspor migas masih tumbuh positif. 
3.    Di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global, transaksi modal dan finansial triwulan IV-2013 mencatat surplus US$9,2 miliar, meningkat dibandingkan surplus US$5,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus transaksi modal finansial terutama didorong meningkatnya penarikan pinjaman luar negeri swasta dan penarikan simpanan bank domestik di luar negeri, yang sebagian ditempatkan pada beberapa instrumen yang disediakan Bank Indonesia. Selain itu, arus masuk investasi langsung asing tetap kuat, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan angka triwulan sebelumnya akibat divestasi beberapa perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Di samping itu, investasi portofolio asing juga masih tercatat surplus, meskipun menurun akibat berkurangnya penempatan nonresiden di pasar saham domestik.
4.    Dengan perkembangan triwulan IV-2013 tersebut maka NPI keseluruhan tahun 2013 tercatat defisit US$7,3 miliar setelah sebelumnya surplus US$0,2 miliar pada 2012. Pada satu sisi, defisit NPI 2013 dipengaruhi melebarnya defisit transaksi berjalan menjadi US$28,5 miliar (3,26% PDB), lebih besar daripada defisit US$24,4 miliar (2,78% PDB) pada tahun 2012. Perkembangan ini dipengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas global, yang kemudian berdampak pada penurunan ekspor Indonesia yang banyak berbasis sumber daya alam. Defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi belum kuatnya kapasitas produksi domestik dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan barang modal serta kebijakan energi nasional yang belum optimal, yang pada gilirannya mendorong masih besarnya impor, meskipun telah mencatat pertumbuhan negatif di 2013. Selain itu, neraca jasa dan neraca pendapatan yang masih mencatat defisit juga berpengaruh pada defisit transaksi berjalan. Pada sisi lain, defisit NPI 2013 juga berasal dari berkurangnya surplus transaksi modal dan finansial dari sebelumnya US$24,9 miliar pada 2012 menjadi US$22,7 miliar pada tahun 2013. Penurunan transaksi modal finansial terutama terjadi pada triwulan II dan triwulan III 2013 selain dipengaruhi turunnya modal masuk ke Indonesia yang dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global terkait rencana pengurangan stimulus moneter AS (tapering off) juga dipengaruhi persepsi negatif investor asing terhadap inflasi yang sempat meningkat dan defisit transaksi berjalan yang melebar.

3.   Analisis Hubungan Ekonomi Indonesia dengan Amerika
A.    Analisis Hubungan Perdagangan Indonesia dengan Amerika
Dari grafik hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat menunjukkan nilai ekspor non migas Indonesia secara keseluruhan mengalami tren yang meningkat, kecuali pada tahun 2009 sebagai dampak dari krisis global.
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa angka  ekspor  Indonesia  terhadap Amerika  Serikat  juga  memiliki  pola  serupa,  yakni  meningkat  sebesar  12,25%  pada  2008,  lalu turun sebesar 16,77% pada 2009, namun disusul kemudian dengan kenaikan di tahun 2010 dan 2011, masing-masing sebesar 31,49% dan 15,37% (Kementerian Perdagangan, 2012).
Neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat menunjukkan nilai yang positif, atau  dengan  kata  lain  nilai  ekspor  Indonesia  ke  Amerika  Serikat  lebih  besar  dibandingkan dengan  nilai  impor  Indonesia  dari  Amerika  Serikat. Nilai  impor  Indonesia  dari  Amerika  Serikat  pada  tahun  2011  mencakup 6,09% dari total impor Indonesia. Dibandingkan dengan proporsi dua tahun sebelumnya, yakni sebesar  7,32%  di  tahun  2009  dan  6,93%  pada  2010,  angka  ini  menunjukkan  penurunan (Kementerian Perdagangan, 2012).

B.     Hubungan Investasi Indonesia dan Amerika Serikat
Nilai investasi Amerika Serikat ke Indonesia pada 2011 mencapai USD 1,5 miliar, dengan porsi 7,6% dari total investasi dan meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1 miliar. Hubungan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment- FDI) mencakup 4% dari total nilai FDI di Indonesia secara keseluruhan. Data pada grafik dibawah memperlihatkan posisi FDI  Amerika  Serikat  di  Indonesia  mencapai  puncaknya pada  tahun  2005,  namun  kemudian menurun  hingga  bernilai  negatif  di  2006.  Tren  posisi  FDI  dari  2007  hingga  2010  mengalami penurunan.
C.    Bantuan Ekonomi dan Keuangan Amerika Serikat kepada Indonesia
Amerika Serikat memberikan berbagai macam bentuk bantuan bagi Indonesia. Salah satunya melalui United States Agency for International Development (USAID). Beberapa aspek yang dibantu Amerika Serikat di baidang ekonomi diantaranya :
1.      Penuatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan
2.      Pengembangan iklim usaha dan perusahaan
3.      Stabilitas dan kewajaran sector keuangan
4.      Perbaikan kualitas jasa kebutuhan dasar
5.      Jasa lingkungan
6.      Jasa kesehatan
7.      Pangan dan gizi
8.      Pinjaman/utang



Rabu, 09 April 2014

JURNAL MARCOM
Influence of Brand Loyalty on Consumer Sportswear
(Pengaruh Loyalitas Merek pada Konsumen Sportswear)
Untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Marketing Communication  yang dibimbing oleh Bapak Dimas Hendrawan SE., MM.





Disusun oleh :
Lilik Choirotul Mafula
115020200111111




UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
MALANG
2014


PENDAHULUAN
Brand Loyalty adalah kesadaran konsumen atau keputusan sadar konsumen yang diungkapkan melalui niat membeli kembali merek tertentu secara terus menerus. Brand Loyalty ini telah dicanangkan untuk menjadi tujuan akhir dari pemasaran (Reichheld dan Sasser, 1990). Menurut Brandchanner.com, 2006 Brand Loyalty  adalah kekuatan preferensi untuk merek dibandingkan dengan pilihan lain yang tersedia. Hal ini biasanya diukur dalam hal perilaku pembelian ulang atau sensitivitas harga. Merek pakaian olahraga yang popular di Malaysia diantaranya Nike, Adidas, Reebok, Puma, Umbro dan Fila. Beberapa merek tersebut yang digunakan penulis sebagai sampel dalam penelitiannya.
Brand Loyalty dapat menjadi asset bagi perusahaan ketika pelanggan bersedia membayar harga yang lebih tinggi dengan biaya lebih sedikit untuk melayani dan bisa mendatangkan pelanggan baru untuk perusahaan (Reichheld dan Sasser , 1990)
Dari beberapa pengertian loyalitas merek yang ada dalam penelitian tersebut, maka disimpulkan Brand Loyalty adalah fungsi dari kedua perilaku dan sikap. Ini adalah preferensi konsumen untuk membeli merek tertentu dalam suatu kategori produk. Hal ini terjadi karena konsumen merasa bahwa merek menawarkan fitur produk yang tepat, gambar atau tingkat kualitas dengan harga yang tepat. Konsumen awalnya akan membuat produk uji coba merek dan ketika puas dengan pembelian mereka cenderung melakukan pembelian secara berulang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana responden dipengaruhi oleh loyalitas merek terhadap merek olahraga yang dilakukan di Malaysia. Lau et al. (2006 ) dalam artikelnya menyebutkan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi brand loyalty konsumen terhadap merek olahraga tertentu, diantaranya nama merek, kualitas produk, harga, gaya, promosi, kualitas layanan dan lingkungan toko.
a.   Nama merek (Brand Name)
Nama merek terkenal bisa meningkatkan manfaat produk dan mengakibatkan recall yang lebih tinggi dari iklan, dibanding dengan nama merek yang tidak terkenal (Keller, 2003). Nama merek bergengsi dan gambar yang menarik dapat menarik konsumen untuk membeli produk secara berulang-ulang (Cadogan dan Foster, 2000). Informasi nama merek ini penting bagi manajer pemasaran untuk membuat informasi keputusan positioning produk, reposisi dan keuntungan diferensial.
b.   Kualitas produk
Kualitas produk adalah kesesuaian antara informasi yang diberikan dengan manfaat yang dihasilkan produk. Konsumen dapat membeli kembali produk yang kualitasnya sesuai. Komponen kualitas produk diantaranya ukuran, pemotongan, bahan, warna, fungsi dan kinerja produk.
c.   Harga
Harga merupakan pertimbangan paling penting bagi sebagian besar konsumen. Konsumen dengan loyalitas merek tinggi bersedia membayar harga lebih tinggi, karena pembelian mereka tidak dipengaruhi oleh harga. Kepuasan konsumen dapat dibangun dengan membadingkan harga dengan biaya yang dirasakan dan nilai-nilai. Jika nilai produk dirasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan oleh konsumen, maka konsumen akan membeli produk tersebut. Pelanggan yang loyal bersedia membayar premi bahkan jika risiko yang dirasakan sangat tinggi mereka lebih memilih membayar dengan harga lebih tinggi untuk menghindari risiko.
d.   Gaya
Gaya merupakan penampilah visual, dan dipengaruhi oleh pendapat konsumen tentang apa yang modis pada waktu itu. Pemimpin mode atau pengikut biasanya membeli pakaian secara berulang kali di toko-toko yang sangat modis. Mereka mendapatkan kepuasan dari memakai fashion dan gaya terbaru yang sesuai dengan emosi mereka.
Duff (1999) meneliti ceruk pasar di olahraga wanita, dan hasilnya menunjukkan bahwa pembeli yang sadar mode menunrut produk dengan haya yang lebih, selanjutnya konsumen memiliki kecenderungan untuk memakai attires yang berbeda.
e.   Lingkungan toko
Omar (1999) menekankan bahwa lingkungan toko adalah factor yang paling penting dalam keberhasilan pemasaran ritel dan toko. Atribut toko meliputi : lokasi, tata letak dan rangsangan didalam toko akan mempengaruhi loyalitas terhadap merek sampai batas tertentu.
Lokasi toko dan jumlah outlet dapat mengubah belanja dan pola pembelian konsumen. Jika konsumen menemukan toko untuk menjadi sangat mudah diakses, kemudian mereka puas dengan produk dan jasa yang ada, konsumen dapat setia terhadap toko tersebut.
Rangsangan di toko seperti karakteristik pembeli lain, karyawan, tata letak toko, suara, bau, suhu, ruang rak dan penampilannya, tanda, warna, dan barang dagangan mempengaruihi keputusan pembelian konsumen,
f.    Promosi
Promosi adalah komponen bauran pemasaran yang merupakan jenis komunikasi dengan konsumen. Promosi meliputi penggunaan iklan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas. Iklan adalah presentasi non-personal informasi dalam media massa tentang suatu produk, merek, perusahaan atau toko.
Promosi terutama melalui iklan dapat membantu membangun idea tau persepsi dibenak konsumen serta membantu membedakan produk terhadap merek lain. Menurut Rowley (1998), promosi meupakan elemen penting dari sebuah strategi pemasaran perusahaan. Promosi digunakan untuk berkomunikasi dengan pelanggan untuk menawarkan produk, mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa dan juga promosi memiliki peran penting dalam menentukan profitabilitas dan keberhasilan pasar.
g.   Kualitas layanan
Kualitas pelayanan hampir sama dengan personal selling, dan melibatkan interaksi langsung antara penjual dan pembeli potensial. Dampak dari hubungan penjual dengan konsumen pada umumnya menghasilkan loyalitas konsumen terhadap toko atau merek produk.
Kepercayaan terhadap penjual berbuhungan dengan persepsi kualitas pelayanan toko dan menghasilkan konsumen yang loyal. Selain itu personalisasi (reliability, responsiveness, personalisasi dan tangibles) berpengaruh signifikan terhadap pengalaman konsumen dan evaluasi pelayanan, dan gilirannya mempengaruhi loyalitas merek konsumen (To dan Leung, 2001).
Kualitas layanan memiliki tiga dimensi : dimensi fungsional (proses), dimensi teknis (hasil) dan gambar.

Merek telah menunjukkan korelasi yang kuat dengan brand loyalty. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong mereka loyal terhadap merek maka harus menggunakan program pemasaran agresif. Penelitian ini menggunakan 100 responden di Bandar Baru Bangi dan Serdang, dan menggunakan teknik analisis deskriptif, one-way ANOVA dan korelasi Pearson.

HIPOTESIS
Berdasarkan factor-faktor yang mempengaruhi Brand Loyalty, berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini :
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara nama merek dan Brand Loyalty pada olahraga konsumen.
H2 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas produk dan Brand Loyalty  pada olahraga konsumen.
H3 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara harga dan Brand Loyalty pada olahraga konsumen.
H4 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya dan Brand Loyalty pada olahraga konsumen.
H5 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara promosi dan Brand Loyalty pada olahraga konsumen.
H6 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas pelayanan dan Brand Loyalty pada olahraga konsumen.
H7 : Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan toko dan Brand Loyalty pada olahraga konsumen.

METODOLOGI
Sampel
Penelitian ini menggunakan responden dari beberapa etnis yaitu MElayu, Cina, India dan ras lainnya yang diambil dari Bandar Baru Bangi dan Serdang yang masing-masing sampelnya diambil dari Mal terbesar di kedua kota tersebut. Sebanyak 100 kuesioner yang didistribusikan kepada responden di wilayan Bandar Baru Bangi dan Serdang.

Metode pengumpulan data
Untuk menganalisis Brand Loyalty pada olahraga peneliti menggunakan data primer dan data skunder. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan self-kuesioner yang dibagikan kepada responden yang diber penjelasan singkat tentang tujuan penelitian.

Instrumen penelitian
Kuesioner dibagi menjadi tiga bagian : loyalitas merek, merek olahraga favorit konsumen dan factor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek.

Analisis Data
Penelitian ini menggunakan 100 responden di Bandar Baru Bangi dan Serdang, dan menggunakan teknik analisis deskriptif, one-way ANOVA dan korelasi Pearson. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis latar belakang serta profil responden yang berkaitan dengan evaluasi terhadap Brand Loyalty.  total, rata-rata, varians, frekuensi dan persentase inilah yang digunakan untuk menganalisis data kuesioner. Frekuensi rata-rata dan persentase digunakan untuk menganalisis loyalitas responden.
Dalam penelitian ini, ANOVA digunakan untuk menentukan apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel independent (nama merek, kualitas produk, harga, gaya, promosi, kualitas layanan dan lingkungan toko) serta pendapatan dan ras dari responden.
One-way ANOVA  adalah digunakan untuk menentukan variabilitas nilai sampel. Sedangkan korelasi Pearson dipandang sesuai untuk menganalisis hubungan antara dua variable yang interval skala rasio dan skala. Selain itu koefisien korelasi mengungkapkab besar dan arah hubungan yang cocok untuk pengujian hipotesis. Peneliti menggunakan korelasi Pearson untuk menguji tujuh variable independen (nama merek, kualitas produk, harga, gaya, promosi, kualitas layanan dan lingkungan toko) yang mempengaruhi konsumen loyalitas merek dan untuk menguji hubungan antara independen dan variable dependen.

HASIL
Reliability and Validity
Hasil dari penelitian tersebut berasal dari skor rata-rata tertinggi dari factor loyalitas merek berdasarkan jawaban responden. Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa kualitas produk adalah factor yang paling penting di lingkungan responden Malaysia.
Dari penelitian tersebut terbukti bahwa lingkungan Malaysia dan Hong Kong tidak jauh berbeda karena orang-orang di kedua Negara tersebut cenderung memilih kualitas produk sebagai factor penting yang mempengaruhi merek mereka. Penelitian yang dilakukan Lau et al. (2006) menunjukkan kualitas produk merupakan factor penting yang mempengaruhi loyalitas merek di kedua kelompok tersebut.
Analisis One Way ANOVA bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antar variable, hasil dari analisis One Way ANOVA ini disajikan pada table 4. Ada empat variable yang signifikan yaitu Nama Merek (0,000), kualitas produk (0,009), promosi (0,004) dan kualitas layanan (0,038). Dari hasil keseluruhan menunjukkan bahwa masyarakat malaysia lebih memilih nama merek, kualitas produk, promosi dan kualitas pelayanan sebagai factor loyalitas merek.
Pada table 5. Menunjukkan hanya dua variable yang signifikan yaitu nama merek (0,050) dan harga (0,014). Hal ini menunjukkan bahwa diantara tiga ras utama di Malaysia, India yang mendukung nama merek yang lebih dibanding ras yang lain.

Uji Hipotesis (Hypothesis Test)
Pada table 6 terlihat bahwa nama merek memiliki hubungan signifikan dengan brand loyalty.  hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen menyukasi merek ketika mereka merasakan manfaat positif dari produk. Pada table 6 juga terbukti kualitas produksi memiliki hubungan positif dengan loyalitas merek.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki peran penting dalam proses pengambilan keputusan konsumen. Harga dan brand loyalty memiliki hubungan positif. Harga merupakan pertimbangan penting bagi sebagian besar konsumen, namun konsumen yang memiliki brand loyalty tinggi tidak terlalu sensitive terhadap perubahan harga.
Kesimpulannya jika responden merasa puas dengan merek tertentu maka mereka akan membeli kepmbali produk dengan merek yang sama bahkan jika harganya tinggi. Namun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara gaya dengan brand loyalty. dari tujuh variable yang diidentifikasi, gaya bukan merupakan factor loyalitas bagi konsumen Malaysia  pada merek olahraga tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi dan brand loyalty menunjukkan hubungan yang positif. Promosi dianggap sebagai salah satu factor penting dalam brand loyalty, hal ini mencakup iklan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas. Berdasarkan penelitian tersebut terlihat bahwa responden perempuan lebih lama membaca label sebelum membeli produk.
Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang positif terhdap loyalitas merek (brand loyalty). kualitas pelayanan merupakan factor penting dalam mempengaruhi dan mendorong pembelian konsumen. Lingkungan toko memiliki hubungan positif dengan loyalitas merek.

KESIMPULAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana responden dipengaruhi oleh factor brand loyalty dalam merek olahraga. Loyalitas merek penting bagi suatu organisasi untuk memastikan bahwa produk yang dikenang konsumen dan mencegah mereka beralhi ke merek lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidaklah mudah mendapatkan dan mempertahankan loyalitas konsumen untuk suatu produk karena banyak factor lain yang mempengarihu konsumen.
Dalam penelitian ini menunjukkan terdapat enam factor loyalitas merek di Malaysia diantaranya nama merek, kualitas produk, harga, promosi, kualitas layanan dan lingkungan toko. Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas produk memainkan peran penting dalam mempengaruhi loyalitas konsumen. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa factor kualitas produk memainkan peran penting di Negara Hongkong. Sedangkan Malaysia lebih memilih nama merek, kualitas produk, harga, promosi, lingkungan toko dan kualitas layanan sebagai factor yang mempengaruhi brand loyalty. Semua factor ini menunjukkan hubungan yang positif dengan brand loyalty kecuali gaya.