Nama :
Lilik Choirotul Mafula
NIM :
115020200111111
MATKUL :
MAN. KEU INTERNASIONAL
1.
Matrik
Kurs Mata Uang
|
RP
|
CNY
|
JPY
|
AUD
|
USD
|
EUR
|
GBP
|
RP
|
1,00
|
1/1.816
|
1/109,14
|
1/10.095
|
1/11.343
|
1/15.662
|
1/18.793
|
CNY
|
1.816,00
|
1,00
|
16,08
|
0,17
|
0,16
|
0,11
|
0,09
|
JPY
|
109,14
|
1/16,08
|
1,00
|
0,01
|
0,10
|
0,01
|
1/166,37
|
AUD
|
10.095,00
|
5,30
|
89,37
|
1,00
|
0,88
|
0,63
|
0,53
|
USD
|
11.343,00
|
5,95
|
100,42
|
1,09
|
1,00
|
0,71
|
0,59
|
EUR
|
15.662,00
|
8,22
|
138,65
|
1,51
|
1,36
|
1,00
|
1/1,17
|
GBP
|
18.793,00
|
9,86
|
166,37
|
1,81
|
1,63
|
1,17
|
1,00
|
Keterangan :
RP : Rupiah
CNY : China Yuan
JPY : Japanese Yen
AUD : Australian Dollar
USD : United States Dollar
EUR : EURO Spot Rate
GBP :
British Pound
Berikut adalah perhitungan rupiah jika di
kurskan pada beberapa mata uang asing:
1
|
RP
|
CNY
|
JPY
|
AUD
|
USD
|
EUR
|
GBP
|
RP
|
|
10.000.000,00
|
5.506,61
|
88.546,26
|
885,46
|
779,21
|
553,24
|
472,85
|
8.886.310,28
|
|
|
|
||||||
2
|
RP
|
GBP
|
EUR
|
USD
|
AUD
|
JPY
|
CNY
|
RP
|
|
10.000.000,00
|
532,11
|
622,57
|
846,70
|
922,90
|
82.479,67
|
5.129,33
|
9.314.868,15
|
3
|
RP
|
CNY
|
GBP
|
JPY
|
EUR
|
AUD
|
USD
|
RP
|
|
10.000.000,00
|
5.506,61
|
495,59
|
82.452,09
|
824,52
|
1.245,03
|
1.095,62
|
12.427.656,29
|
|
|
|
||||||
4
|
RP
|
USD
|
AUD
|
EUR
|
JPY
|
GBP
|
CNY
|
RP
|
|
10.000.000,00
|
881,60
|
960,95
|
605,40
|
83.938,07
|
504,53
|
4.974,63
|
9.033.930,22
|
|
|
|
||||||
5
|
RP
|
AUD
|
USD
|
JPY
|
EUR
|
CNY
|
GBP
|
RP
|
|
10.000.000,00
|
990,59
|
871,72
|
87.537,99
|
875,38
|
7.195,62
|
647,61
|
12.170.460,37
|
|
|
|
||||||
6
|
RP
|
GBP
|
CNY
|
EUR
|
JPY
|
USD
|
AUD
|
RP
|
|
10.000.000,00
|
532,11
|
5.912,37
|
719,27
|
71.926,60
|
716,26
|
813,93
|
8.216.616,05
|
|
|
|
||||||
7
|
RP
|
JPY
|
CNY
|
USD
|
AUD
|
GBP
|
EUR
|
RP
|
|
10.000.000,00
|
91625,44
|
5698,10
|
911,70
|
993,7485014
|
526,69
|
616,223446
|
9.651.291,61
|
Dari tabel diatas dapat
dilihat bahwa pertukaran nilai mata uang yang paling menguntungkan adalah model
nomor 2, awalnya 10.000.000,00 rupiah,
setelah melewati beberapa pertaukaran kurs mata uang RP – CNY – GBP – JPY – EUR
– AUD – USD – RP sehingga menghasilkan jumlah yang berbeda yakni Rp. 12.427.656,29., kemudian
disusul oleh model yang 5 (Rp. 12.170.460,37). Namun untuk model-model
selanjutnya mengalami kerugian seperti berikut : nomor 7 (Rp. 9.651.291,61),
nomor 2 (Rp. 9.314.291,61), nomor 4 (Rp. 9.003.930,22), nomor 1 (Rp.
886.310,28) dan terakhir no 6 (Rp. 8.216.616,05).
2. Analisis Neraca
Pembayaran Indonesia Tahun 2012 Semester I – IV
1. Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) triwulan IV-2013 tercatat surplus sebesar US$4,4 miliar,
setelah selama tiga triwulan terakhir mengalami defisit. Perbaikan NPI triwulan IV-2013 ditopang defisit transaksi berjalan yang
menurun cukup tajam menjadi US$4,0 miliar atau 1,98% dari Produk Domestik Bruto
(PDB). Defisit ini jauh lebih rendah dari defisit triwulan sebelumnya yang
sebesar US$8,5 miliar (3,85% PDB) maupun perkiraan awal Bank Indonesia (BI).
Surplus NPI triwulan IV-2013 juga ditopang oleh peningkatan surplus transaksi
modal dan finansial yang mencapai US$9,2 miliar, lebih besar dari surplus pada
triwulan sebelumnya sebesar US$5,6 miliar. Surplus NPI triwulan IV-2013 pada
gilirannya mendorong kenaikan cadangan devisa dari US$95,7 miliar pada triwulan
III-2013 menjadi US$99,4 miliar pada Desember 2013, atau setara 5,5 bulan impor
dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Bank Indonesia menilai NPI
triwulan IV-2013 yang kembali tercatat surplus tidak terlepas dari kontribusi
positif bauran kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan Pemerintah dalam
menurunkan defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan sektor
eksternal.
2. Penurunan defisit
transaksi berjalan terutama didukung oleh naiknya surplus neraca perdagangan
barang, yang bersumber dari bertambahnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan
menyempitnya defisit neraca perdagangan migas. Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat
karena ekspor nonmigas kembali tumbuh positif (3,8%, yoy) didukung kenaikan
ekspor manufaktur sejalan meningkatnya permintaan dari AS dan Jepang, nilai
tukar rupiah yang cukup kompetitif, dan koreksi harga komoditas yang semakin
terbatas, di samping didorong pula oleh peningkatan ekspor sumber daya alam
terkait dengan antisipasi pemberlakuan Undang Undang tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara (UU Minerba). Sementara itu, pertumbuhan impor nonmigas
mencatat kontraksi 6,6% (yoy) sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Di
sisi neraca perdagangan migas, berkurangnya defisit dipengaruhi turunnya impor
migas di saat ekspor migas masih tumbuh positif.
3. Di tengah masih
berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global, transaksi modal dan
finansial triwulan IV-2013 mencatat surplus US$9,2 miliar, meningkat
dibandingkan surplus US$5,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus transaksi modal finansial terutama
didorong meningkatnya penarikan pinjaman luar negeri swasta dan penarikan
simpanan bank domestik di luar negeri, yang sebagian ditempatkan pada beberapa
instrumen yang disediakan Bank Indonesia. Selain itu, arus masuk investasi
langsung asing tetap kuat, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan angka
triwulan sebelumnya akibat divestasi beberapa perusahaan Penanaman Modal Asing
(PMA). Di samping itu, investasi portofolio asing juga masih tercatat surplus,
meskipun menurun akibat berkurangnya penempatan nonresiden di pasar saham
domestik.
4. Dengan perkembangan
triwulan IV-2013 tersebut maka NPI keseluruhan tahun 2013 tercatat defisit
US$7,3 miliar setelah sebelumnya surplus US$0,2 miliar pada 2012. Pada satu sisi, defisit NPI 2013 dipengaruhi
melebarnya defisit transaksi berjalan menjadi US$28,5 miliar (3,26% PDB), lebih
besar daripada defisit US$24,4 miliar (2,78% PDB) pada tahun 2012. Perkembangan
ini dipengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga
komoditas global, yang kemudian berdampak pada penurunan ekspor Indonesia yang
banyak berbasis sumber daya alam. Defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi
belum kuatnya kapasitas produksi domestik dalam memenuhi kebutuhan bahan baku
dan barang modal serta kebijakan energi nasional yang belum optimal, yang pada
gilirannya mendorong masih besarnya impor, meskipun telah mencatat pertumbuhan
negatif di 2013. Selain itu, neraca jasa dan neraca pendapatan yang masih
mencatat defisit juga berpengaruh pada defisit transaksi berjalan. Pada sisi lain,
defisit NPI 2013 juga berasal dari berkurangnya surplus transaksi modal dan
finansial dari sebelumnya US$24,9 miliar pada 2012 menjadi US$22,7 miliar pada
tahun 2013. Penurunan transaksi modal finansial terutama terjadi pada triwulan
II dan triwulan III 2013 selain dipengaruhi turunnya modal masuk ke Indonesia
yang dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global terkait
rencana pengurangan stimulus moneter AS (tapering off) juga dipengaruhi
persepsi negatif investor asing terhadap inflasi yang sempat meningkat dan
defisit transaksi berjalan yang melebar.
3. Analisis Hubungan
Ekonomi Indonesia dengan Amerika
A.
Analisis Hubungan Perdagangan Indonesia dengan Amerika
Dari grafik hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat
menunjukkan nilai ekspor non migas Indonesia secara keseluruhan mengalami tren
yang meningkat, kecuali pada tahun 2009 sebagai dampak dari krisis global.
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa angka ekspor
Indonesia terhadap Amerika Serikat
juga memiliki pola serupa, yakni
meningkat sebesar 12,25%
pada 2008, lalu turun sebesar 16,77% pada 2009, namun
disusul kemudian dengan kenaikan di tahun 2010 dan 2011, masing-masing sebesar
31,49% dan 15,37% (Kementerian Perdagangan, 2012).
Neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat menunjukkan nilai
yang positif, atau dengan kata
lain nilai ekspor
Indonesia ke Amerika
Serikat lebih besar
dibandingkan dengan nilai impor
Indonesia dari Amerika
Serikat. Nilai impor Indonesia
dari Amerika Serikat
pada tahun 2011
mencakup 6,09% dari total impor Indonesia. Dibandingkan dengan proporsi
dua tahun sebelumnya, yakni sebesar
7,32% di tahun
2009 dan 6,93%
pada 2010, angka
ini menunjukkan penurunan (Kementerian Perdagangan, 2012).
B. Hubungan Investasi Indonesia dan Amerika Serikat
Nilai investasi Amerika Serikat ke Indonesia pada 2011 mencapai USD 1,5
miliar, dengan porsi 7,6% dari total investasi dan meningkat dibanding tahun
sebelumnya yang mencapai US$ 1 miliar. Hubungan investasi asing langsung
(Foreign Direct Investment- FDI) mencakup 4% dari total nilai FDI di Indonesia
secara keseluruhan. Data pada grafik dibawah memperlihatkan posisi FDI Amerika
Serikat di Indonesia
mencapai puncaknya pada tahun
2005, namun kemudian menurun hingga
bernilai negatif di
2006. Tren posisi
FDI dari 2007
hingga 2010 mengalami penurunan.
C. Bantuan Ekonomi dan Keuangan Amerika Serikat kepada
Indonesia
Amerika Serikat memberikan berbagai macam bentuk bantuan bagi Indonesia.
Salah satunya melalui United States
Agency for International Development (USAID). Beberapa aspek yang dibantu
Amerika Serikat di baidang ekonomi diantaranya :
1.
Penuatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan
2.
Pengembangan iklim usaha dan perusahaan
3.
Stabilitas dan kewajaran sector keuangan
4.
Perbaikan kualitas jasa kebutuhan dasar
5.
Jasa lingkungan
6.
Jasa kesehatan
7.
Pangan dan gizi
8.
Pinjaman/utang