Selasa, 22 April 2014

Nama                  : Lilik Choirotul Mafula
NIM                   : 115020200111111
MATKUL           : MAN. KEU INTERNASIONAL

1.    Matrik Kurs Mata Uang

RP
CNY
JPY
AUD
USD
EUR
GBP
RP
           1,00
 1/1.816
 1/109,14
 1/10.095
 1/11.343
 1/15.662
 1/18.793
CNY
    1.816,00
       1,00
     16,08
       0,17
       0,16
       0,11
       0,09
JPY
       109,14
 1/16,08
       1,00
       0,01
       0,10
       0,01
 1/166,37
AUD
  10.095,00
       5,30
     89,37
       1,00
       0,88
       0,63
       0,53
USD
  11.343,00
       5,95
   100,42
       1,09
       1,00
       0,71
       0,59
EUR
  15.662,00
       8,22
   138,65
       1,51
       1,36
       1,00
 1/1,17
GBP
  18.793,00
       9,86
   166,37
       1,81
       1,63
       1,17
       1,00
Keterangan :
RP       : Rupiah
CNY   : China Yuan
JPY     : Japanese Yen
AUD   : Australian Dollar
USD    : United States Dollar
EUR    : EURO Spot Rate
GBP    : British Pound
Berikut adalah perhitungan rupiah jika di kurskan pada beberapa mata uang asing:
1
RP
CNY
JPY
AUD
USD
EUR
GBP
RP

       10.000.000,00
      5.506,61
       88.546,26
           885,46
             779,21
           553,24
         472,85
         8.886.310,28



2
RP
 GBP
 EUR
 USD
 AUD
 JPY
 CNY
 RP

10.000.000,00
  532,11
     622,57
      846,70
       922,90
82.479,67
    5.129,33
 9.314.868,15
3
RP
 CNY
 GBP
 JPY
 EUR
 AUD
 USD
 RP

       10.000.000,00
      5.506,61
            495,59
      82.452,09
             824,52
        1.245,03
      1.095,62
       12.427.656,29



4
RP
 USD
 AUD
 EUR
 JPY
 GBP
 CNY
 RP

       10.000.000,00
         881,60
            960,95
           605,40
        83.938,07
           504,53
      4.974,63
         9.033.930,22



5
RP
 AUD
 USD
 JPY
 EUR
 CNY
 GBP
 RP

       10.000.000,00
         990,59
            871,72
      87.537,99
             875,38
        7.195,62
         647,61
       12.170.460,37



6
RP
GBP
CNY
EUR
JPY
USD
AUD
RP

       10.000.000,00
         532,11
         5.912,37
           719,27
        71.926,60
           716,26
         813,93
         8.216.616,05



7
RP
 JPY
 CNY
 USD
 AUD
 GBP
 EUR
 RP

       10.000.000,00
91625,44
5698,10
           911,70
993,7485014
           526,69
616,223446
         9.651.291,61

Dari  tabel diatas dapat dilihat bahwa pertukaran nilai mata uang yang paling menguntungkan adalah model nomor 2, awalnya 10.000.000,00  rupiah, setelah melewati beberapa pertaukaran kurs mata uang RP – CNY – GBP – JPY – EUR – AUD – USD – RP sehingga menghasilkan jumlah yang berbeda yakni Rp. 12.427.656,29.,   kemudian disusul oleh model yang 5 (Rp. 12.170.460,37). Namun untuk model-model selanjutnya mengalami kerugian seperti berikut : nomor 7 (Rp. 9.651.291,61), nomor 2 (Rp. 9.314.291,61), nomor 4 (Rp. 9.003.930,22), nomor 1 (Rp. 886.310,28) dan terakhir no 6 (Rp. 8.216.616,05).

2.    Analisis Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2012 Semester I – IV
1.    Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2013 tercatat surplus sebesar US$4,4 miliar, setelah selama tiga triwulan terakhir mengalami defisit. Perbaikan NPI triwulan IV-2013 ditopang defisit transaksi berjalan yang menurun cukup tajam menjadi US$4,0 miliar atau 1,98% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini jauh lebih rendah dari defisit triwulan sebelumnya yang sebesar US$8,5 miliar (3,85% PDB) maupun perkiraan awal Bank Indonesia (BI). Surplus NPI triwulan IV-2013 juga ditopang oleh peningkatan surplus transaksi modal dan finansial yang mencapai US$9,2 miliar, lebih besar dari surplus pada triwulan sebelumnya sebesar US$5,6 miliar. Surplus NPI triwulan IV-2013 pada gilirannya mendorong kenaikan cadangan devisa dari US$95,7 miliar pada triwulan III-2013 menjadi US$99,4 miliar pada Desember 2013, atau setara 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Bank Indonesia menilai NPI triwulan IV-2013 yang kembali tercatat surplus tidak terlepas dari kontribusi positif bauran kebijakan yang telah dilakukan BI bersama dengan Pemerintah dalam menurunkan defisit transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan sektor eksternal.
2.    Penurunan defisit transaksi berjalan terutama didukung oleh naiknya surplus neraca perdagangan barang, yang bersumber dari bertambahnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menyempitnya defisit neraca perdagangan migas. Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat karena ekspor nonmigas kembali tumbuh positif (3,8%, yoy) didukung kenaikan ekspor manufaktur sejalan meningkatnya permintaan dari AS dan Jepang, nilai tukar rupiah yang cukup kompetitif, dan koreksi harga komoditas yang semakin terbatas, di samping didorong pula oleh peningkatan ekspor sumber daya alam terkait dengan antisipasi pemberlakuan Undang Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Sementara itu, pertumbuhan impor nonmigas mencatat kontraksi 6,6% (yoy) sejalan dengan moderasi permintaan domestik. Di sisi neraca perdagangan migas, berkurangnya defisit dipengaruhi turunnya impor migas di saat ekspor migas masih tumbuh positif. 
3.    Di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global, transaksi modal dan finansial triwulan IV-2013 mencatat surplus US$9,2 miliar, meningkat dibandingkan surplus US$5,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus transaksi modal finansial terutama didorong meningkatnya penarikan pinjaman luar negeri swasta dan penarikan simpanan bank domestik di luar negeri, yang sebagian ditempatkan pada beberapa instrumen yang disediakan Bank Indonesia. Selain itu, arus masuk investasi langsung asing tetap kuat, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan angka triwulan sebelumnya akibat divestasi beberapa perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Di samping itu, investasi portofolio asing juga masih tercatat surplus, meskipun menurun akibat berkurangnya penempatan nonresiden di pasar saham domestik.
4.    Dengan perkembangan triwulan IV-2013 tersebut maka NPI keseluruhan tahun 2013 tercatat defisit US$7,3 miliar setelah sebelumnya surplus US$0,2 miliar pada 2012. Pada satu sisi, defisit NPI 2013 dipengaruhi melebarnya defisit transaksi berjalan menjadi US$28,5 miliar (3,26% PDB), lebih besar daripada defisit US$24,4 miliar (2,78% PDB) pada tahun 2012. Perkembangan ini dipengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia dan turunnya harga komoditas global, yang kemudian berdampak pada penurunan ekspor Indonesia yang banyak berbasis sumber daya alam. Defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi belum kuatnya kapasitas produksi domestik dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan barang modal serta kebijakan energi nasional yang belum optimal, yang pada gilirannya mendorong masih besarnya impor, meskipun telah mencatat pertumbuhan negatif di 2013. Selain itu, neraca jasa dan neraca pendapatan yang masih mencatat defisit juga berpengaruh pada defisit transaksi berjalan. Pada sisi lain, defisit NPI 2013 juga berasal dari berkurangnya surplus transaksi modal dan finansial dari sebelumnya US$24,9 miliar pada 2012 menjadi US$22,7 miliar pada tahun 2013. Penurunan transaksi modal finansial terutama terjadi pada triwulan II dan triwulan III 2013 selain dipengaruhi turunnya modal masuk ke Indonesia yang dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global terkait rencana pengurangan stimulus moneter AS (tapering off) juga dipengaruhi persepsi negatif investor asing terhadap inflasi yang sempat meningkat dan defisit transaksi berjalan yang melebar.

3.   Analisis Hubungan Ekonomi Indonesia dengan Amerika
A.    Analisis Hubungan Perdagangan Indonesia dengan Amerika
Dari grafik hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat menunjukkan nilai ekspor non migas Indonesia secara keseluruhan mengalami tren yang meningkat, kecuali pada tahun 2009 sebagai dampak dari krisis global.
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa angka  ekspor  Indonesia  terhadap Amerika  Serikat  juga  memiliki  pola  serupa,  yakni  meningkat  sebesar  12,25%  pada  2008,  lalu turun sebesar 16,77% pada 2009, namun disusul kemudian dengan kenaikan di tahun 2010 dan 2011, masing-masing sebesar 31,49% dan 15,37% (Kementerian Perdagangan, 2012).
Neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat menunjukkan nilai yang positif, atau  dengan  kata  lain  nilai  ekspor  Indonesia  ke  Amerika  Serikat  lebih  besar  dibandingkan dengan  nilai  impor  Indonesia  dari  Amerika  Serikat. Nilai  impor  Indonesia  dari  Amerika  Serikat  pada  tahun  2011  mencakup 6,09% dari total impor Indonesia. Dibandingkan dengan proporsi dua tahun sebelumnya, yakni sebesar  7,32%  di  tahun  2009  dan  6,93%  pada  2010,  angka  ini  menunjukkan  penurunan (Kementerian Perdagangan, 2012).

B.     Hubungan Investasi Indonesia dan Amerika Serikat
Nilai investasi Amerika Serikat ke Indonesia pada 2011 mencapai USD 1,5 miliar, dengan porsi 7,6% dari total investasi dan meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1 miliar. Hubungan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment- FDI) mencakup 4% dari total nilai FDI di Indonesia secara keseluruhan. Data pada grafik dibawah memperlihatkan posisi FDI  Amerika  Serikat  di  Indonesia  mencapai  puncaknya pada  tahun  2005,  namun  kemudian menurun  hingga  bernilai  negatif  di  2006.  Tren  posisi  FDI  dari  2007  hingga  2010  mengalami penurunan.
C.    Bantuan Ekonomi dan Keuangan Amerika Serikat kepada Indonesia
Amerika Serikat memberikan berbagai macam bentuk bantuan bagi Indonesia. Salah satunya melalui United States Agency for International Development (USAID). Beberapa aspek yang dibantu Amerika Serikat di baidang ekonomi diantaranya :
1.      Penuatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan
2.      Pengembangan iklim usaha dan perusahaan
3.      Stabilitas dan kewajaran sector keuangan
4.      Perbaikan kualitas jasa kebutuhan dasar
5.      Jasa lingkungan
6.      Jasa kesehatan
7.      Pangan dan gizi
8.      Pinjaman/utang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar